Jumat, 30 Mei 2014

Cerpen "Sori, gue suka pacar loe" part 1



Sori, gue suka pacar loe!

Sebenarnya kelasku telah usai sekitar 30 menit yang lalu. Hanya saja aku tetap tak berniat sedikitpun untuk meninggalkan kampus. Bukan karena aku banyak tugas atau karena ada janji dengan teman, tapi, sosok itulah yang telah menahan langkahku.
Sesosok tubuh atletis yang sedang bermain basket di lapangan basket dengan teman-temannya. Wajah manis itu telah mengusik tidurku. Sepasang mata bening itu telah menghiasi debaran jantungku. Aku tahu ini salah. Tapi aku benar-benar tak bisa menahan perasaanku. Aku mencintainya!
Gila! Ya, aku pasti sudah gila! Aku punya pacar sebaik dan setampan Miko, tapi tetap saja aku mulai kepincut – entah kapan tepatnya – dengan Andra! Lebih gila lagi karena Andra adalah pacar Nia, sahabatku sendiri. Ah, complicated!
Kami berempat bahkan sering hang out bareng, double dating, rame-rame, seru banget. Dan nyaris seluruh perhatianku selalu tertuju padanya – pada Andra, bukan pada Miko - meski secara sembunyi-sembunyi. Andra sama baiknya dengan Miko. Mereka sama-sama romantis, perhatian, dan humoris. Aku bisa melihatnya dari caranya memperlakukan Nia. (Dan jujur itu membuatku cemburu setengah mati!)
Aku sudah bersusah payah mencari tahu hal apa gerangan yang membuatku kepincut padanya. Tapi, tetap saja aku tak menemukan jawaban. Perasaanku padanya seakan tak beralasan. Rasa suka itu muncul begitu saja, mengalir perlahan-lahan dan yang pasti - makin membesar!
“Ta, belum pulang?” sentuhan Nia dipundakku membuyarkan lamunanku. Aku tersenyum.
“aku masih ada kepentingan dengan dosen,” jawabku berbohong.
“Miko kemana?”
“Hari ini dia gak ada kuliah. Dah mo pulang?”
Nia mengangguk. Ia mengalihkan pandangan ke arah Andra, melambaikan tangannya, begitu pula cowok tersebut. Mereka saling melempar senyum. Tatapan mata Andra sempat singgah padaku, meski sekilas, tapi itu cukup membuat jantungku berdebar tak menentu. “Nia, aku duluan ya,” aku beranjak. Nia tersenyum dan mengangguk.
“Eh, Ta, sabtu depan ada acara gak? Keluar bareng yuk,”
Aku tersenyum dan mengangguk.
“akan ku kabari Miko,” jawabku sebelum melangkahkan kakiku darinya. Tidak, aku tidak benar-benar meninggalkan kampus. Aku hanya pergi ke kamar mandi dan merenung di sana beberapa saat. Tapi, sesuatu hal yang tak terduga terjadi. Ketika aku akan keluar, pintu kamar mandi terkunci dan tak bisa dibuka sama sekali!
“astaga, apa-apaan ini? Bukankah tadi baik-baik saja?” ujarku panik.
“heloooo...!!! apa ada orang di luar sana!? Tolong aku! Aku terkunci!” teriakku berkali-kali, tapi tetap tak ada respon. Aku meraih phonselku. Tadinya aku ingin menelpon Miko, tapi kemudian aku ingat bahwa ia tak berada di kampus. Akhirnya, aku memutuskan untuk menelpon Nia.
“semoga dia masih belum pulang,” gumamku.
Tapi, nomor Nia tak bisa di hubungi. Dan, akhirnya, nomor Andra-lah yang ku hubungi dengan harapan aku bisa berbicara dengan Nia.
“Halo, Andra?”
“Vita?”
“Ya,ini aku. Aku mencoba menghubungi nomor Nia, tapi tak bisa. Bisa kau berikan telpon pada dia, aku punya urusan penting yang harus kubicarakan padanya, plis,”
“Nia? Maaf, tapi aku sedang tak bersamanya sekarang,”
“Apa? Bukankah tadi kalian ingin pulang bersama?’
“Ya, tapi dia memilih pulang duluan karena aku masih punya urusan. Ada apa?”
Aku tak menjawab. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?
Joe chen as Vita and Roy Qiu as Andra
“halo, Vita?”
“Mm__ ya,”
“Ada sesuatu?”
“Mmm___sebenarnya___?”
“Are you ok?”
“ah tidak, aku baik-baik saja. Hanya saja___”
 “Apa terjadi sesuatu padamu?”
Aku terdiam. Aku menangkap kekhawatiran pada kalimat Andra. Ataukah, aku yang ke ge-eran?
“Vita? Halo...?”
“Ya,”
“Di mana kau sekarang?”
“aku ___ terkunci di kamar mandi kampus,” jawabku kemudian dengan keraguan.

                Andra menyodorkan air minum ke arahku. “Trims, aku tak tahu apa yang akan kulakukan kalau kau tak mengeluarkanku dari sana,”  ujarku.
“berapa lama kau di sana?”
“mm__sekitar 2 jam,”
“Astaga,dan tak ada seorang pun yang mendengar teriakanmu?”
Aku menggeleng.
“Miko?”
“Dia tak berada di kampus,”
“Sebaiknya jangan pernah masuk ke kamar mandi itu lagi. Never!” kalimat Andra terdengar kesal.
“Maaf merepotkanmu,” ujarku lagi. Andra tak menjawab. Aku jadi merasa bersalah padanya. Aku memang menyukainya, tapi aku tak pernah merencanakan ini!
“aku pikir kau sedang bersama Nia, jadi___” kalimatku menggantung.
“Tak apa-apa. Kami batal pulang bareng karena aku masih ada urusan dengan klub basket. Kau sendiri, masih ada urusan apa di kampus? Bukankah kelasmu sudah selesai sekitar beberapa jam yang lalu?”
Aku tak segera menjawab. Bagaimana dia bisa tahu kalo kelasku sudah usai?
“aku ada sedikit kepentingan dengan dosenku,”
Andra manggut-manggut.
“jika sudah selesai, aku akan mengantarkanmu pulang,”
‘Ah, tidak usah. Aku bisa pulang sendiri kok,”
“Tapi__”
“aku masih ada sedikit urusan. Terimakasih untuk hari ini. Aku duluan aja ya,” aku meraih tasku lalu segera melangkahkan kakiku tanpa menghiraukan panggilan Andra. Mengurangi intensitas interaksi dengannya adalah hal yang bisa kulakukan saat ini. Jika tidak, aku benar-benar dibuat gila olehnya!

bersambung ...

n.b : gambar di ambil dari drama china "The girl in blue"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar