Selasa, 09 Juni 2015

[Cerpen/FF] Aku cinta kau, titik!



 Aku cinta kau, titik.


            “Hye Rin-ah, apa itu benar?” Eun-ji datang ke kelasku dengan tergopoh-gopoh.
What?” Aku mengernyitkan dahiku.
“Apa benar kamu akan pindah ke luar negeri?” Dia bertanya dengan nada tak percaya. Aku tersenyum dan mengangguk.
“Tega kamu ya! Bagaimana mungkin kamu berencana pindah tanpa memberitahu sahabatmu yang baik ini? Dasar tak berperasaan!” Ia menjerit. Aku terkekeh.
“Aku berencana memberitahumu hari ini, tapi kamu keburu mengetahuinya. Jadi ya, maaf banget ya,”
“Emang kenapa kok ada acara pindah segala?” Sahabat baikku itu beringsut, duduk di sampingku.
“Papaku dipindah tugaskan ke sana. Jadi ya kami sekeluarga harus ikut kesana juga,”
“Huaaa, bagaimana mungkin kamu tega meninggalkanku di sini sendirian?  Sekolah kita pasti sepi tanpa kehadiranmu.” Ia berlagak dramatis.
Aku mencibir. “Sepi karena kalau aku tidak ada, tidak akan ada yang sering mentraktirmu makan di kantin ‘kan?”
“Ih, kamu kok berprasangka buruk gitu sih? Aku serius,”
Aku kembali mencibir. Eun-ji memelukku dengan tubuhnya yang gembrot hingga membuatku gelagapan.
“Hei, aku tak bisa nafas!” teriakku. Ia hanya nyengir seraya melonggarkan pelukannya.
“Aku pasti akan sering mengirimu email, jangan khawatir,” ujarku kemudian.
Jinjja?” Ia memastikan. Aku kembali mengangguk.
“Trus, kapan berangkat?” cewek berambut keriting itu menatapku dengan tatapan penasaran.
“Mungkin sekitar seminggu lagi,” jawabku.
“Wah, cepat sekali?” Eun-ji kembali memelukku dengan erat.
“Oh, please. Aku tak bisa bernafas!” teriakku lagi, gelagapan.  Eun-ji terkikik seraya melepaskan pelukannya kemudian beranjak lalu menarikku keluar kelas.
“Kemana?” Aku bertanya bingung.
“Ke kantin. Hari ini kamu bebas makan apapun yang kamu inginkan. Aku yang traktir,” jawabnya.
“Benar? Tak menyesal?”
Cewek itu hanya mengangkat jempolnya seraya tersenyum.
Ketika menyusuri lorong kelas, ekor mataku menangkap sepasang muda mudi yang sedang duduk berduaan di taman sekolah. Mereka mengobrol dengan akrab sekali. Min Gyu, ketua kelasku. Dan Yoona, pacarnya, yang juga berada satu kelas dengan kami.
Aku tersenyum kecut. Ah, Kim Min Gyu. Ketua kelasku, cowok terpopuler di sekolah kami sekaligus orang yang kutaksir setengah hidup! Ya, aku telah mencintainya sejak 2 tahun yang lalu, sejak pertama kali aku melihatnya. Hanya saja, aku harus patah hati karena ternyata ia berpacaran dengan Yoona. Cewek yang terkenal paling cantik di sekolah kami. Wajahnya cantik luar biasa. Dengan kulit putih bersih, tubuhnya yang tinggi semampai dan pembawaannya  yang menyenangkan, wajar saja jika Min Gyu kepincut padanya.
Namun begitu, aku tetap saja tak bisa melupakan cowok itu. Bahkan ketika dia sudah ada yang punya, aku tetap mengaguminya, menyukainya, dan merindukannya, mencintainya sepenuh hati. Tentunya secara secara sembunyi-sembunyi. Habisnya, mau bagaimana lagi? Dia cowok yang baik, ramah, tampan dan pintar. Dan tentu sangat sulit bagiku untuk bisa melupakannya.
Jika kalian menganggap aku merumitkan hidupku sendiri, kalian benar.
“Hellooo .....,” Eun-Ji membuyarkan lamunanku.
“Mikir apa sih sampe senewen begitu?” Ia bertanya lagi.
Aku tersenyum, lalu menggeleng. “Aku kelaparan. Yuk,” aku mempercepat langkahku dan mendahului sahabatku tersebut.

***

            Setelah berdebat dengan diriku sendiri selama beberapa hari, akhirnya aku menyerah. Aku tak bisa pergi begitu saja. Setidaknya, Min Gyu harus tahu tentang perasaanku yang sebenarnya. Jadi, sehari sebelum kepindahanku ke luar negeri, aku memutuskan untuk nekat menemuinya, di ruang OSIS. 
            “Bisa bicara sebentar? Berdua saja?” tanyaku. Min Gyu yang sedang asyik menatap layar komputer , mengalihkan pandangannya padaku. Ia tersenyum.
“Oh, Hye Rin-ah. Ada apa? Wajahmu terlihat ... tak bersemangat. Ada masalah?” Seperti biasa, ia selalu ramah. Kedua matanya menatapku dengan dalam seolah ikut berbicara. Aku merutuk dalam hati.
Kenapa dia begitu tampan?
Kenapa mata gelap itu begitu indah?
Dan kenapa senyum itu begitu menawan dan memikat?
Bagaimana aku bisa move-on jika dihadapkan dengan makhluk seperti ini?
“Hye Rin-ah ...” Panggilan itu membuyarkan lamunanku. “Gwaencana?” Ada nada cemas dalam suaranya. Aku tergagap. “Nde,” jawabku cepat.
“Ada sesuatu yang harus ku sampaikan, tapi ___” Kalimatku terhenti.
Min Gyu manggut-manggut. “Oke, bicara saja. Di sini hanya ada kita berdua,” jawabnya.
Aku terdiam. Cowok itu beranjak dari kursinya lalu melangkah mendekatiku.
“Oh iya, kapan berangkat?” Ia kembali bertanya dengan ramah.
“Mm, besok,” jawabku.
“Aku hanya bisa mendoakan semoga kamu kerasan di tempat yang baru dan tentu saja, punya banyak teman seperti di sini,” ujarnya, tulus.
Aku tersenyum kaku.
“Terima kasih,” jawabku lagi.
“Tadi ___ mau ngomong apa?” Ia seakan kembali mengingatkan. Aku menatapnya dengan dalam. Terdiam sesaat lalu menarik nafas panjang.
Saranghae,” jawabku kemudian. Min Gyu mengernyitkan dahinya, kaget.
“Maksud__mu?”
“Aku mencintaimu, sejak kelas satu.  Itulah perasaan yang kurasakan padamu selama ini.” Cowok di hadapanku itu tampak membeku, bingung. “Tidak. Jangan salah sangka. Aku tidak bermaksud mengganggu hubunganmu dengan Yoona. Sama sekali tidak. Aku hanya ingin kau tahu perasaanku yang sesungguhnya sebelum aku pergi, itu aja. Dan sekarang,  aku lega telah mengatakannya padamu,” Aku lega. Jujur.
“Hye Rin-ah ....”
“Aku tidak pernah menyesal mencintaimu meski kau telah punya kekasih. Buatku, kau adalah cowok terbaik yang pantas ku cintai. Dan aku benar-benar lega karena telah memberitahumu tentang hal ini. Aku rasa, hanya itu yang ingin kusampaikan padamu. Maaf telah mengganggumu dan terima kasih karena kau mau mendengarku,”
Aku beranjak, meninggalkan Min Gyu yang berdiri tertegun, kebingungan, tanpa tahu harus berkata apa.
Dan aku tak peduli! Yang jelas, aku sudah mengatakan apa yang seharusnya kukatakan dan kelak, aku tak akan pernah menyesalinya. Bagiku itu sudah cukup.
Aah, aku ingin segera sampai rumah. Makan sop ayam buatan mama, menikmati es krim coklat yang lezat,  mandi air hangat, lalu tidur sepuasnya!

Min Gyu, cinta, ah, persetan dengan semuanya!


Selesai.

p.s.
Gambar Mingyu didapat dari grup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar